Proseding CCCMS 2014 Konferensi Kajian Komunikasi, Budaya dan Media: Membayangkan Indonesia Baru "Indonesia In New Wave"

Heri Setiawan Budi Santoso, - and Supadiyanto, - (2014) Proseding CCCMS 2014 Konferensi Kajian Komunikasi, Budaya dan Media: Membayangkan Indonesia Baru "Indonesia In New Wave". Kontribusi (Teknologi) internet dalam menggolkan Gerakan Jurnalisme Rakyat (Warga) di Indonesia: Analisis Komparitif Pada Situs Kompasiana (Kelompok Kompas Gramedia), Perwarta Indonesia (Kelompok PPWI), dan Kabar Indonesia (Kelompok Hoki). ISSN 978-602-71722-0-3

Preview

Text Dokumen Prosiding-Review Heri Setyawan Budi Santoso-Prosiding CCCMS 2014.pdf Download (7MB) | Preview

Abstract

Perkembangan jurnalisme warga di Indonesia selama lebih dari 16 tahun orde reformasi cukup fantastis. Faktor pendukungnya yaitu pertumbuhan jumlah pengguna (teknologi) internet terbilang sepektakuler. Munculnya berbagai situs berbasis jurnalisme warga menandai babak baru industri media di era konvergensi multimedia. Berbagai perusahan media nasional dan lokal mulai serius mengarap jurnalis warga sebagai target pasar baru. Ada dua rumusan masalah bagaimna strategi yang dilakukan redaksi media berbasis perwarta warga dalam menggaet penulis (pembaca) sebagia perwarta warga aktif? Bagimanakah juga kontribusi (teknologi) internet dalam menggolkan Gerakan Jurnalisme Rakyat (warga) di Indonesia sekarang? Paradigma penelitan ini adalah kualitatif-diskriptif (pustpositivistik). Objek penelitian berupa situs kompasiana (www.kompasiana.com) , kabar indonesia (www.kbarindonesia.com) dan pewarta Indonesia (www.pewarta-indonesi.com). Penelitian terlibat langsung menjadi jurnalis warga di tiga situs online tersebut agar memperoleh pengalaman empirik menjadi jurnalis warga. Sumber data merupakan kombinasi data primer dan sekunder. Waktu penelitian sejak juli-oktober 2014. Hasil penelitian menunjukan system jurnalisme warga yang dikembangkan kompasiana, kabarindonesia, pewarta Indonesia memiliki sejumlah persamaan dan perbedaan. Persamaanya, kompasiana dan pewarta Indonesia memanfaatkan internet sebagai sarana utama dalam mengembangkan jurnallisme warga Indonesia. Kompasiana, kabar Indonesia, pewarta-indonesia juga memberikan kesempatan dan fasilitas sama untuk menjadi penulis disitus online tersebut. Dua Langkah tersebut terbukti efektif menggaet jurnalis warga. Ketiga , redakis kompasiana, kabar Indonesia, dan pewarta indnesia tidak memberikan honor/upah kepada jurnalis warga yang karyanya termuat di kompasiana, kabar Indonesia, dan pewarta Indonesia. Hal ini menimbulkan”eksploitasi” terhadap jurnalis warga. Setiap karya masuk ke redaksi kompasiana, kabar Indonesia, dan perwarta Indonesia saat ini sudah melalui proses penyuntingan editor untuk menghindarkan berbagai kesalahan dan konten yang membahayakan publik. Perbedaanya, kompasiana lebih sukses jumlah jurnalis warga dari pada kabar Indonesia, pewarta Indonesia karena didukung infrastruktur kuat. Pubikasi milik kompasiana lebih variatif dari pada kabar Indonesia dan pewarta Indonesia. Lainnya, pewarta Indonesia memberikan kartu identitas kepada anggotanya: sementara Kabar Indonesia berupa kartu pers internasional, sedangkan kompasiana berupa kartu komunitas yang diberikan pada akhir November 2014. Hasil penelitian menunjukan redaksi kompasiana, kabar Indoneisa dan pewarta Indonesia melakukan berbagi upaya kreatif untuk meningkatkan mutu karya milik jurnalis warga. Penelitian merekomendasikan agar redaksi memberikan honor terhadap setiap karya milik jurnalis warga yang termuat di kompasiana, kabar Indonesia, dan pewarta Indonesia, sehingga dapat memicu gairah publik dalam menghasilkan karya kreatif. Pemerintah dan swasta berkewajiban menyediakan akses internet “gratis” merata keseluruh daerah di Indonesia

Actions (login required)

View Item